Selasa, 16 Juli 2013

Si Cantik dari Negeri Rafflesia

Pantai Panjang, Bengkulu - Indonesia


Pernah membayangkan pohon cemara berada di pinggir pantai yang berpasir putih? Pasti pemandangan seperti ini jarang kita temui, begitu pula dengan saya. Pemandangan ini baru saya lihat di kota ayah saya berasal, yaitu Bengkulu. Bukan pertama kalinya saya menjejakkan kaki di kota kelahiran Ibu Fatmawati ini, tetapi sudah hampir 17 tahun saya tidak pernah kembali ke provinsi yang terletak di Pulau Sumatra ini. Walaupun kedatangan saya bukan untuk yang pertama, tetapi bagi saya perjalanan ini adalah langkah pertama saya untuk kembali mengucap syukur karena masih diingatkan untuk kembali dan mengenal lebih dalam tanah leluhur keluarga saya dan tentunya ternyata saya memiliki kampung halaman yang ternyata sangat indah alamnya.  

Rumah keluarga saya terletak tidak jauh dari pantai yang tersohor di provinsi yang dulunya penghasil emas ini, cukup berjalan kaki selama 5 menit atau 10 menit menggunakan mobil atau motor dari pusat kota Bengkulu, kamu akan sampai di Pantai Panjang si cantik dari Bengkulu. Ombak yang berkejaran, berpasir bak hamparan kristal serta pohon cemara yang berbaris rapih di sepanjang bibir pantai yang memiliki panjang sekitar 7 KM. Pantai Panjang ini memang terbilang unik karena biasanya pantai-pantai di Indonesia pohon kelapa-lah yang tumbuh di sepanjang pantainya, tetapi berbeda dengan Pantai Panjang ini. Di pantai Panjang ini kamu akan melihat ratusan deret pohon cemara memayungi pantai yang indah ini.

Pohon cemara yang tumbuh di Pantai Panjang, Bengkulu - Indonesia


Melihat pantai Panjang ini pun saya hanya bisa terdiam, seakan saya dibawa kembali ke masa kecil yang sempat bermain-main di pantai ini dengan kakek dan nenek saya. Menikmati keindahan sambil bernostalgia. Duduk bersandar dibangku kayu dan pejamkan mata sejenak, rasakan angin yang membelai halus, sehalus tangan dari Almarhumah nenek saya serta suara ombak yang bergemuruh, sungguh membuat hati menjadi jauh lebih tenang yang rindu akan masa-masa kecil, masa dimana tidak ada beban. Kedamaian seakan hadir kembali selama saya di pantai ini. Setelah membuka mata kembali, pemandangan birunya laut dan putihnya pasir sangat memanjakan mata sehingga membuat diri lupa akan adanya bangunan-bangunan pencakar langit di Jakarta. Laut biru yang berbatas samudra hindia membuat pantai ini termasuk pantai yang berbahaya untuk berenang terlalu jauh karena ombak yang tinggi ada di pantai ini.

Pantai Panjang ini seakan menegur saya karena selama ini saya lebih memilih berkunjung ke kota-kota lainnya di Indonesia bahkan luar negeri dibandingkan pulang ke tanah leluhur sendiri. Bercerita dan mengagumi kota dan keindahan alam kota lain, tetapi saya lupa bagaimana bercerita keindahan negeri Rafflesia. Bengkulu yang terlupakan. Bengkulu yang harus bangkit dari keterpurukan perekonomian. Ini akan menjadi langkah pertama saya untuk lebih mengenalkan Bengkulu dimata dunia, bahwa Bengkulu mempunyai historical dunia mulai dari sejarah, budaya dan alamnya. Hal ini bukan untuk membanggakan diri tetapi cara lain untuk berterima kasih kepada leluhur.  


-Putri Sari Soraya-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar