Sabtu, 27 Juni 2015

Belajar seperti Jepang

Jepang! Ini adalah destinasi impian saya sejak dibangku sekolah, kenapa? Alasan awalnya sih sepele, karena saya suka nonton kartunnya. Mulai dari Doraemon, Saint Seiya, Sailormoon, Detective Conan, Dragon Ball, Ninja hatori dan masih banyak lagi. Ketika kuliah saya sempat menjadi penyiar kampus dengan  program “Shibuya” suatu program yang membahas semua tentang Jepang mulai dari makanan, budaya, musik, festival dll, inilah yang makin membuat saya jatuh cinta akan Jepang. Modal awal nekat untuk beli tiket promo seharga 3,7Jt Rupiah dengan rute Jakarta-Tokyo, Osaka-Jakarta tiket promo pun sudah ditangan, 10 Oktober 2014 selama 7 hari menjadi kenyataan yang berawal dari mimpi.
Sesampainnya di bandara Haneda-Tokyo, saya masih enggak percaya, “beneran nih gue di Jepang?” Rasa syukur Alhamdulillah, Allah Maha Baik, saya diberikan kesempatan, berasa “umrohnya saya tuh yaa Jepang” :p

Saya dan Masjid Kobe (Umrohnya saya)

Itinerary saya seperti ini selama di Jepang, Tokyo-Kyoto-Kobe-Osaka. Yaaa agak mainstream sih, tapi 3 kota tersebut emang wajib dikunjungi untuk pejalan yang pertama kali. Referensi banyak saya dapatkan dari bukunya Mba Claudia Kaunang (2,5jt Keliling Jepang), enggak 2,5jt juga sih, tapi hematnya dapet banget. Kalau ditotalin perjalannya habis 12jt kurang lebih.

Cap dari Umeda Sky Building

Makan, hotel serta transportasi yang bikin kantong kita kempess pess pess, tapiii saya puas. Untuk makan, kalian yang mau kesana wajib cobain onigiri, udon, sushi dan ice cream greenteanya, rasanyaa beeeeuugggghhhh. Tiap pagi sarapan 2 onigiri tuna mayo (onigiri Family Mart paling the best bagi saya rasanya), saya enggak makan ramen disana karena rata-rata ramen disana sudah dipastikan enggak halal. Kalau udon masih ada yang halal, salah satunya kedai di daerah Asakusa-Tokyo nama restonya “Tempura Tendon Tenya’.
Saya tidak menceritakan bagaimana perjalanan saya, tapi kali ini saya ingin sharing apa yang saya rasakan disana. Saya merasa keciiillll banget disana, banyak pelajaran yang saya ambil selama saya disana. Saya sangat takjub dengan negara ini, bukan hanya karena animenya dan keindahannya, kalau indah sih masih Indah negara kita Indonesia, tapi saya takjub saya orang-orangnya.

Fushimi Inari
Yang paling bikin saya takjub sama Jepang yaitu orang-orangnya. Orang-orang disana mengagumkan, helpfully banget orang-orangnya. Walaupun orang-orang Jepang banyak yang enggak terlalu bahasa Inggris, dan kita ga bisa bahasa Jepang tapi kita bisa pake bahasa tubuh, itu udah paling universal deh di Jepang. Salut saya. Aplagi kalau kalian bertanya sama orang yang sudah agak tua, baiknya bukan main, malah kita dianter sampai tempat yang kita tanya itu. Bukan hanya helpfully, tapi mereka juga ramah-ramah banget.

Harajuku Station

Orang-orang yang rapih dan dispilin ketika di Jalan


Jepang produsen mobil terbesar, tapi selama saya disana, malah mobil dan motor itu sedikit, mereka rata-rata menggunakan sepeda dan kereta. Tata kotanya rapih dan bersih, semua terjadwal dan tepat waktu.  Gimana enggak makin salut, orang-orangnya mandiri banget, enggak manja. Kapan yaa Indonesia bisa kaya Jepang, dari tata kota, transportasi sampai sifat manusia-manusianya yang mengagumkan. Indonesia someday pasti bisa, saya pun masih belajar agar seperti mereka, gigihh dan displin.

Note: Kalau ada yang ingin bertanya seputar Jepang silakan yaa..




Jumat, 06 Desember 2013

Tenggelam dalam Ketenagan Haru Biru sang Pulau Ujung Barat Indonesia, Weh!

Sunset at Iboih Beach, Weh Island - Indonesia


Garis emas kemerahan berada dibaris depan, dilanjutkan oleh bulatan manis yang lama-lama menghilang menjadi gelap biru menyelimuti. Itulah rona keindahan matahari yang terbenam di titik nol kilometer Indonesia, yaitu Pulau Weh. Pulau Weh berada di ujung barat Indonesia, Aceh. Pulau ini adalah salah satu surga tersembunyi, jauh dari hiruk piruk kota yang sibuk. Weh memiliki ketenangan tersendiri bagi pelancong. Ketenangan yang penuh dengan kedamaian. Semuanya terlihat sempurna dimata.

Mungkin bagi sebagian orang masih enggan untuk datang ke pulau ini karena masih takut dengan kondisi keamanan karena konflik GAM. Tetapi ketika saya sendiri datang kesana pada bulan Agustus 2013, kondisi Pulau Weh ataupun kota Banda Aceh sangat aman, sangat tenang dan bersahabat.  Jadi bagi yang ingin ke Pulau Weh tidak perlu khawatir dan takut akan hal ini karena Aceh kini sudah sangat tenang dan damai.

Weh Island, Aceh - Indonesia


Bagi yang ingin melancong ke Pulau ini hanya ada satu point yang perlu diperhatikan yaitu kesopanan. Kesopanan dari  segi berpakaian, berperilaku dan berbicara. Bagi pelancong perempuan berpakaianlah sesopan mungkin apalagi ditambah dengan mengenakan kerudung untuk menghormati budaya yang tercipta. Berperilaku yang sopan dan bertutur katalah dengan sopan dan lembut. Selain religi yang kuat, Aceh juga sangat bersahabat, penduduknya ramah-ramah dan sangat menjunjung tinggi toleransi. Menghormati suatu budaya dari suatu tempat ketika kamu sedang travelling itu menyenangkan loh

Weh Island, Aceh - Indonesia



Menuju Pulau Weh sangatlah mudah, dari pelabuhan Ulelhee di kota Banda Aceh menuju pelabuhan Balohan di kota Sabang hanya memerlukan waktu sekitar  2 jam.  Ketika sampai di Pulau ini kamu akan dimanjakan oleh pemandangan laut dan bukit-bukit yang memadu keindahan. Di area pulau Weh masih ada pulau-pulau indah lainnya seperti Pulau Rubiah yang biasanya menjadi surga para diver karena keindahan alam bawah lautnya dan Pulau Rondo yang sangat dijaga oleh barisan depan tentara Indonesia karena pulau inilah yang sebenanrnya titik 0 KM dihitung. Pantai-pantai di Pulau ini juga sangat cantik! Pantai-pantai yang menjadi primadona di Pulau ini diantaranya adalah Pantai Iboih, Pantai Sumur Tiga dan Pantai Gapang.


Iboih Beach, Weh Island - Indonesia


Pantai Iboih, ini adalah pantai yang paling ramai di Pulau Weh, tidak hanya pantai ini cantik, tetapi juga karena penginapan dan rumah makan juga paling beragam disini, jadi bagi para pelancong yang tiba di pelabuhan balohan biasanya dari Pelabuhan akan langsung menuju pantai ini karena ini adalah tujuan mereka akan menginap. Di pantai ini juga pusat water sport di Pulau Weh, kamu bisa Jetski, Snorkling atau sekedar berkeliling dengan boat. Pantai ini juga merupakan akses utama menuju Pulau Rubiah. Pulau ini memang tak berpenghuni, hanya warung-warung kecil yanga ada di sepanjang pulau ini, tetapi pulau ini adalah surge para diver untuk menjelajahi keindahan alam bawah lautnya. Snorkling pun juga sudah sangat puas di Pulau ini karena airnya sangat jernih dan di permukaan laut kita sudah bisa melihat karang-karang indah berwarna warni yang disambut dengan beragam macam dan warna ikan nemo yang mondar mandir mencari perhatian kita.


Gapang Beach, Weh Island - Indonesia

Pantai Gapang, pantai ini adalah pantai yang paling tenang bagi saya, bukan hanya ombak yang paling tenang tapi pantai ini warnanya sangat indah. Biru, Putih dan Toska adalah warna yang akan menyegarkan mata yang tadinya lelah memandang komputer yang isinya pekerjaan atau tugas-tugas. Jika berkunjung jangan lupa untuk main ayunan dipinggir pantai yang terbuat dari ban yang talinya diikatkan ke pohon, rasanyaaa ituu Ajibbbb, kamu seperti kembali ke masa kecil yang pebuh dengan keceriaan!

Sumur Tiga beach, Weh Island - Indonesia

Pantai sumur tiga, pantai ini juga merupakan tujuan utama para traveler yang datang ke Pulau Weh. Berbeda dengan pantai Gapang, pantai ini ombaknya cendrung besar. Di pantai ini cocok untuk relaksasi dengan duduk-duduk santai  dari ayunan jaring dipinggir pantai dengan menikmati angin dan suara ombak yang saling berkejaran, sungguh sangat damai. Kita seperti sedang berdamai dengan waktu, berdamai dengan alam dan berdamai dengan diri sendiri untuk memberikan ruang bagi diri sendiri untuk meninggalkan semua kepenatan yang ada.

Enjoy your day at Weh Island - Indonesia


0 KM Monument, Weh Island - Indonesia

Dan yang pasti, jika datang ke Pulau ini jangan lupa untuk datang ke Tugu 0 KM pada sore hari karena inilah lokasi yang paling indah untuk melihat matahari terbenam sambil minum kelapa muda di warung kecil disekitar Tugu. Garis emas kemerahan berada dibaris depan, dilanjutkan oleh bulatan manis yang lama-lama menghilang menjadi gelap biru menyelimuti langit yang akan berganti menjadi gelap. Maka, nikmat mana yang engkau dustakan? Semua indah, semua memanjakan dan semua menenangkan. Ucapkan dengan syukur dan Alhamdulillah, maka hari esok akan menjadi lebih indah. 


-Putri Sari Soraya -

Selasa, 16 Juli 2013

Si Cantik dari Negeri Rafflesia

Pantai Panjang, Bengkulu - Indonesia


Pernah membayangkan pohon cemara berada di pinggir pantai yang berpasir putih? Pasti pemandangan seperti ini jarang kita temui, begitu pula dengan saya. Pemandangan ini baru saya lihat di kota ayah saya berasal, yaitu Bengkulu. Bukan pertama kalinya saya menjejakkan kaki di kota kelahiran Ibu Fatmawati ini, tetapi sudah hampir 17 tahun saya tidak pernah kembali ke provinsi yang terletak di Pulau Sumatra ini. Walaupun kedatangan saya bukan untuk yang pertama, tetapi bagi saya perjalanan ini adalah langkah pertama saya untuk kembali mengucap syukur karena masih diingatkan untuk kembali dan mengenal lebih dalam tanah leluhur keluarga saya dan tentunya ternyata saya memiliki kampung halaman yang ternyata sangat indah alamnya.  

Rumah keluarga saya terletak tidak jauh dari pantai yang tersohor di provinsi yang dulunya penghasil emas ini, cukup berjalan kaki selama 5 menit atau 10 menit menggunakan mobil atau motor dari pusat kota Bengkulu, kamu akan sampai di Pantai Panjang si cantik dari Bengkulu. Ombak yang berkejaran, berpasir bak hamparan kristal serta pohon cemara yang berbaris rapih di sepanjang bibir pantai yang memiliki panjang sekitar 7 KM. Pantai Panjang ini memang terbilang unik karena biasanya pantai-pantai di Indonesia pohon kelapa-lah yang tumbuh di sepanjang pantainya, tetapi berbeda dengan Pantai Panjang ini. Di pantai Panjang ini kamu akan melihat ratusan deret pohon cemara memayungi pantai yang indah ini.

Pohon cemara yang tumbuh di Pantai Panjang, Bengkulu - Indonesia


Melihat pantai Panjang ini pun saya hanya bisa terdiam, seakan saya dibawa kembali ke masa kecil yang sempat bermain-main di pantai ini dengan kakek dan nenek saya. Menikmati keindahan sambil bernostalgia. Duduk bersandar dibangku kayu dan pejamkan mata sejenak, rasakan angin yang membelai halus, sehalus tangan dari Almarhumah nenek saya serta suara ombak yang bergemuruh, sungguh membuat hati menjadi jauh lebih tenang yang rindu akan masa-masa kecil, masa dimana tidak ada beban. Kedamaian seakan hadir kembali selama saya di pantai ini. Setelah membuka mata kembali, pemandangan birunya laut dan putihnya pasir sangat memanjakan mata sehingga membuat diri lupa akan adanya bangunan-bangunan pencakar langit di Jakarta. Laut biru yang berbatas samudra hindia membuat pantai ini termasuk pantai yang berbahaya untuk berenang terlalu jauh karena ombak yang tinggi ada di pantai ini.

Pantai Panjang ini seakan menegur saya karena selama ini saya lebih memilih berkunjung ke kota-kota lainnya di Indonesia bahkan luar negeri dibandingkan pulang ke tanah leluhur sendiri. Bercerita dan mengagumi kota dan keindahan alam kota lain, tetapi saya lupa bagaimana bercerita keindahan negeri Rafflesia. Bengkulu yang terlupakan. Bengkulu yang harus bangkit dari keterpurukan perekonomian. Ini akan menjadi langkah pertama saya untuk lebih mengenalkan Bengkulu dimata dunia, bahwa Bengkulu mempunyai historical dunia mulai dari sejarah, budaya dan alamnya. Hal ini bukan untuk membanggakan diri tetapi cara lain untuk berterima kasih kepada leluhur.  


-Putri Sari Soraya-

Selasa, 21 Mei 2013

Saksi Bisu dari Bengkulu

Jalan menuju Fort Malborough, Bengkulu - Indonesia 
Jalan ini merupakan saksi bisu dari perjalanan sejarah Indonesia di provinsi Bengkulu. Jalan ini adalah akses utama untuk memasuki benteng peninggalan kolonial Inggris di Bengkulu. Benteng ini bernama Fort Malborough atau yang dikenal dengan Benteng Malboro. Hanya memerlukan waktu 10 menit dari pusat kota Bengkulu, Benteng ini dapat kamu temui. Benteng ini adalah Benteng utama pertahanan Inggris di Bengkulu pada masa itu karena letaknya dipesisir laut dan langsung menghadap Pantai Paderi dan Pantai Jakat yang berhubungan langsung ke Samudara Hindia.   

Selasa, 23 April 2013

Berkiblat dalam menghargai Sejarah, Seni dan Budaya


Museum Nusantara – Belanda
(sumber foto: http://ppibelanda.org)
Pernah mendengar tentang Museum Nusantara? Museum ini berada jauh dari pangkuan Ibu Pertiwinya, yaitu Belanda. Museum yang terletak di kota Delf ini didedikasikan Pemerintah Belanda untuk Indonesia dengan nama Nusantara yang artinya suatu wilayah yang membentuk ribuan gugusan pulau dari ujung Sumatra hingga Papua. Belanda mempunyai history dengan Indonesia. Pemerintah Belanda pernah menjajah Indonesia kurang lebih 3.5 abad. Tidak hanya sumber daya alam  Indonesia saja yang dikuras oleh Belanda, tetapi juga kekayaan seni dan budaya Indonesia sempat diboyong ke negeri VOC. Museum Nusantara inilah menjadi contoh nyata betapa ketertarikan Belanda dibidang seni dan budaya Indonesia. Peninggalan artefak dan arca yang berasal dari nenek moyang banyak terdapat disini. Koleksinya berasal dari sumbangan kolektor Belanda yang memang sangat menyukai seni dan budaya. Beberapa dari artefak tersebut sudah banyak yang dikembalikan Belanda ke Indonesia tetapi sebagian masih dikoleksi di Museum Nusantara. Kini museum Nusantara tidak hanya memamerkan artefak dan arca saja, tetapi juga menceritakan masa kolonial Belanda selama di Indonesia serta koleksi budaya dan seni asal Indonesia, diantaranya seni Gamelan, tokoh pewayangan, beragam keris serta kain batik.

Berbagai macam artefak warisan budaya Indonesia di Museum Nusantara - Belanda
 (sumber foto: 
http://www.nusantara-delft.nl/)
Belanda sangat kagum pada kekayaan seni budaya Indonesia, Belanda juga turut membantu mengapresiasikan dan mempromosikan Indonesia melalui museum Nusantara ini.  Tujuannya pun sangat bermanfaat bagi pariwisata Indonesia, yaitu mengenalkan betapa besar warisan seni, budaya serta sejarah Indonesia untuk warga Belanda dan para turis yang datang dari berbagai negara. Museum ini hanyalah gambaran kecil mengenai Indonesia dan jika para pengunjung tertarik untuk mendalami Indonesia, Museum ini sangat merekomendasikan para wisatawan yang berkunjung untuk langsung datang ke Indonesia dan nikmati ragam seni budaya yang lebih luas.

Hasil karya seni dari warga negaranya sendiri, Belanda tidak usah diragukan lagi. Belanda sangat menghargai sejarah dan karya seni. Ini pula yang menjadi salah satu senjata pariwisata pemerintah Belanda untuk menarik para wisatawan, bahkan pada bulan April ini Lebih dari 500 Museum yang berada di Belanda itu bebas biaya masuk. Kita bisa melihat karya seni hasil dari tangan-tangan indah Belanda dan juga kita beruntung kita dapat pula mengikuti workshop disana. Banyak pelukis asal Belanda yang mempunyai museum khusus yang didedikasikan untuk memamerkan hasil karya warga negaranya, salah satunya museum yang paling banyak diminati yaitu Van Gogh Museum yang memamerkan lukisan hasil karya Vincent Van Gogh yang mempunyai pengaruh penting pada lukisan pada abad ke 20 karena lukisannya yang begitu indah dan berani. Disinilah kekuatan Belanda, selalu menghormati serta mengapresiasi hasil karya seni budaya negeri sendiri. Bahkan, hasil karya seni budaya dari Negeri lainnya, khususnya Indonesia sangat dihargai di negeri kincir serta perawatan terhadap karya seni disini juga sangat baik.

Pendirian berbagai jenis museum di Belanda merupakan  salah satu inovasi dari Belanda agar generasi penerusnya dapat terinspirasi dari tokoh-tokoh besar sehingga terciptalah ide-ide kreatif lainnya yang menjadi pioneer dunia. Indonesia seharusnya dapat berkiblat ke Belanda untuk menghargai kekayaan sejarah, seni dan budaya dengan merawat aset kekayaan seni dan budaya yang tak ternilai harganya dengan cara tanamkan Merah Putih dalam jiwa anak bangsa sehingga mereka belajar dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan gemilang dengan pemikiran kreatif seperti para lelehurnya.

Referensi :

Sabtu, 13 April 2013

Mari Move on dari Pulau Sempu, Kunjungi Pantai Balekambang!

Pantai Balekambang, Malang - Indonesia
Berkunjung ke kota Malang pasti para pelancong teringat akan destinasi wisata Bromo,  wisata kota Batu dan sekarang yang lagi menjadi primadona wisata kabupaten Malang yaitu Pulau Sempu. Pulau yang tidak berpenghuni di selatan kabupaten Malang  ini memang sangat indah dan membuat para pelancong penasaran akan keindahannya. Tetapi, Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau Pulau Sempu termasuk cagar alam yang dilindungi pemerintah bedasarkan  Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 417/Kpts-II/1999, 15 Juni 1999. Jadi, Itu artinya tidak boleh dikunjungi oleh sembarangan orang, cagar alam hanya bisa dikunjungi dengan tujuan konservatif dan penelitian,  bukan untuk tujuan wisata. Dengan tidak mendatangi Pulau Sempu sebagai cagar alam, kamu sangat membantu kelangsungan kehidupan cagar alamnya agar perkembangannya dapat tetap alami.  Nah,  jika kamu berkunjung ke Malang dan tetap ingin merasakan suasana laut dan pantai, coba deh datang ke pantai yang satu ini, yaitu Pantai Balekambang.

Pemandangan selama perjalanan menuju Pantai Balembang, Malang - Indonesia

Pantai Balekambang juga terletak di sisi selatan kabupaten Malang, jaraknya sekitar 52KM dari kota Malang. Cukup menempuh 2,5 jam dari kota Malang kamu akan menemui pantai yang unik ini. Sepanjang perjalanan menuju ke pantai ini kamu akan menemui pemandangan bukit-bukit yang indah serta sawah-sawah yang terhmpar lebar, warna hijaulah yang menghiasi bola mata kamu sepanjang jalan menuju pantai berpasir coklat terang ini.

Pura Ismoyo, Pantai Balekambang, Malang - Indonesia

Dua Pulau yang berada di area Pantai Balekambang, Malang - Indonesia

Pantai Balekambang ini adalah pantai yang masih alami dan unik, mengapa? Karena di area pantai ini terdapat 3 pulau di sekelilingnya dan salah satu pulau di area pantai ini terdapat Pura yang bentuknya mirip dengan pura Tanah Lot di Bali. Nama Pura ini adalah Pura Ismoyo.  Di Pantai cantik ini kamu dapat melakukan aktifitas seperti berenang di bibir-bibir pantai, bermain pasir serta flying fox.  Untuk flying fox, cukup dengan Rp. 20.000 kamu akan menyeberangi pantai dengan jarang sekitar 100 meter dari depan gerbang Pura Ismoyo sampai ke bibir pantai danan jangan lupa juga untuk berfoto di depan Pura Ismoyo. 

Suasana Pantai Balekambang, Malang - Indonesia
Menunggu matahari terbenam di pantai ini sangat dianjurkan karena sunset dari pantai ini sangat indah dan romantis. Pantai Balekambang sampai saat ini belum dialiri listik, jadi kalau kamu datang ke Pantai ini periksa kembali kondisi baterai gadget kamu dan pastikan cukup selama kamu berada di pantai ini. Sinyal telekomunikasi pun belum masuk disini, jadi matikan saja handphone kamu selama di pantai ini dan siapkan kamera kamu dan nikmati pantai Balekambang yang alami dan unik ini sambil duduk-duduk pinggir pantai diatas pasir yang terhampar luas.

Menunggu Sunset. Pantai Balekambang, Malang - Indonesia
Sama-sama masih alami, sama-sama unik dan sama-sama ada laut dan pasir, Pantai Balekambang bisa menjadi destinasi wisata alternatif kamu untuk move on dari Pulau Sempu jika berkunjung ke Malang. Pulau Sempu itu ibarat gebetan terindah yang tidak pernah kita miliki walaupun kita mempunyai rasa yang dalam yang harus dilupakan serta cukup dikenang begitu juga cagar alam Pulau Sempu. Hapus keinginan melancong kesana dan cukup tanamkan keindahannya dibenak pikiran kita biarkan berkembang secara alami.  Dan Pantai Balekambangnya sebagai gebetan barunya yang perlu kita kenal lebih dalam lagi karena mempunyai alam yang tidak kalah cantik dari Pulau Sempu. Mari Move On :D

-Putri Sari Soraya-

Kamis, 14 Maret 2013

Wisata Sejarah di Monumen Kapal Selam

Monumen Kapal Selam, Surabaya - Indonesia




Para kaum muda saat ini, sudah tidak diragukan lagi kepintaran mereka di sekolah dan kecanggihan gadget yang mereka pakai untuk membantu mereka dalam belajar dan bersosialisasi. Jalan-jalan ke mall sambil hang out ala kaum muda juga seakan menjadi kewajiban setiap akhir pekan mereka, parkiran mall yang terus menerus naik juga bukan masalah bagi mereka. Kaum muda Indonesia, khususnya yang tinggal di kota-kota besar seakan-akan lupa akan sejarah dan kekayaan bangsanya sendiri yang melimpah ruah. Padahal ada cara hang out yang jauh lebih asyik dibandingkan ke mall yang hanya melihat etalase toko-toko mewah, yaitu wisata sejarah di museum dan monumen. Provinsi apa yang tidak memiliki museum dan monumen di negeri kita ini? Hampir setiap Provinsi mempunyai sejarah dan ceritanya masing-masing. Berkunjung ke museum dan monumen juga menambah pengetahuan serta menambah nasionalisme yang kini mulai pudar.  Untuk kota besar seperti  Jakarta yang punya Monas dengan lambang api dilapisi emasnya, Surabaya juga mempunyai monumen yang tak kalah uniknya, yakni Monumen Kapal Selam. Monas dan Monkasel adalah dua dari puluhan museum yang berada di Indonesia.  Monumen Kapal Selam yang berada di jantung kota Surabaya juga merupakan Monumen terbesar di kawasan Asia, bangga kan?

Ruang Torpedo Haluan, Monkasel

Foto para awak kapal selam Pasopati 410 dalam pertempuran di laut Aru - Monkasel

Monumen Kapal Selam atau yang biasa disebut Monkasel ini merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia yang pernah dilibatkan dalam pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda. Monumen ini terletak di Jl. Pemuda Surabaya, cukup 5 menit dari stasiun Gubeng jika berjalan kaki.  Sesampainya di area monumen kamu akan melihat Kapal besar bewarna hijau dan hitam berdiri gagah dengan bendera merah putih yang berkibar di sampingnya. Selama didalam kapal, kamu akan merasakan sensasi yang jauh berbeda, rasa kagum dan bersyukur akan kamu rasakan. 

Televisi yang berada di ruang komunikasi - Monkasel


Didalam Kapal Selam ini terdiri dari 7 ruangan. Yang pertama adalah Ruang Torpedo, diruang ini kamu akan melihat 4 tabung besar. Kedua , kamu akan memasuki ruang Komandan, Ruang Makan, dan Ruang Kerja, di ruang ini kamu akan melihat ruangan kecil yang digunakan para pahlawan kita sehari-harinya, sangat terbatas namun harus dimaksimalkan penggunaanya. Ruang ketiga adalah ruang pusat komando dan komunikasi, diruang ini kamu akan melihat televisi yang sangat classic dan cerobong untuk melihat keadaan di atas, dan tentu saja jika kamu coba mengintip dari cerobong bukan laut yang akan kamu lihat tetapi lambang salah satu makan cepat saji yang berada di samping Monkasel. 




Tempat tidur awak kapal selam - Monkasel

Wastafel yang berada di dalam kamar mandi - Monkasel

Keempat adalah ruang awak kapal, kamar mandi serta dapur, matras tidur yang menggantung berbaris memenuhi sisi kanan dan kiri ruang kapal,serta kamar mandi yang hanya ada wastafel saja didalamnya. Ruangan kelima dan keenam yaitu ruang mesin dan kendali, diruang ini kita dapat bergaya bak nahkoda didasar lautan dan yang terakhir adalah ruang torpedo yang berisi dua tabung besar yang dulunya berisi amunisi.

Mesin kendali Setir kapal selam - Monkasel


Nah, untuk yang suka nonton, coba deh nonton film dokumenter tentang sejarah dan kapal selam yang diputar setiap 4 jam sekali. Sambil menunggu filmnya diputar kamu bisa duduk-duduk sambil makan dan minum dan menikmati keindahan kota Surabaya di jembatan Kali Mas yang letaknya bersampingan dengan Monumen ini.

Berwisata dengan cara yang sederhana ini bisa kamu coba juga dari  monumen atau museum dari kota kamu. Tinggal siapkan kamera dan pakaian yang nyaman dan sopan kamu merasakan seperti berada di dimensi yang berbeda. Bukan hanya itu, pengetahuan kamu akan sejarah Indonesia akan bertambah dan kecintaan kita terhadap tanah air semakin meningkat lewat rasa syukur. Jadi, untuk kamu yang tiap akhir pekannya ke mall, coba deh jalan-jalan dengan sensasi yang berbeda dan yang pasti murah karena masuk museum atau monumen itu sangat terjangkau tapi pelajaran yang didapat sungguh mahal dimata dunia. Mari ke Museum! J

-Putri Sari Soraya-