Monumen Kapal Selam, Surabaya - Indonesia |
Para kaum muda saat ini,
sudah tidak diragukan lagi kepintaran mereka di sekolah dan kecanggihan gadget yang mereka pakai untuk membantu
mereka dalam belajar dan bersosialisasi. Jalan-jalan ke mall sambil hang out ala
kaum muda juga seakan menjadi kewajiban setiap akhir pekan mereka, parkiran mall yang terus menerus naik juga bukan
masalah bagi mereka. Kaum muda Indonesia, khususnya yang tinggal di kota-kota
besar seakan-akan lupa akan sejarah dan kekayaan bangsanya sendiri yang
melimpah ruah. Padahal ada cara hang out
yang jauh lebih asyik dibandingkan ke mall
yang hanya melihat etalase toko-toko mewah, yaitu wisata sejarah di museum dan
monumen. Provinsi apa yang tidak memiliki museum dan monumen di negeri kita ini?
Hampir setiap Provinsi mempunyai sejarah dan ceritanya masing-masing.
Berkunjung ke museum dan monumen juga menambah pengetahuan serta menambah
nasionalisme yang kini mulai pudar. Untuk kota besar seperti Jakarta yang punya Monas dengan lambang api
dilapisi emasnya, Surabaya juga mempunyai monumen yang tak kalah uniknya, yakni
Monumen Kapal Selam. Monas dan Monkasel adalah dua dari puluhan museum yang
berada di Indonesia. Monumen Kapal Selam
yang berada di jantung kota Surabaya juga merupakan Monumen terbesar di kawasan
Asia, bangga kan?
Ruang Torpedo Haluan, Monkasel |
Foto para awak kapal selam Pasopati 410 dalam pertempuran di laut Aru - Monkasel |
Monumen Kapal Selam atau
yang biasa disebut Monkasel ini merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan
Laut Republik Indonesia yang pernah dilibatkan dalam pertempuran Laut Aru untuk
membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda. Monumen ini terletak di Jl. Pemuda
Surabaya, cukup 5 menit dari stasiun Gubeng jika berjalan kaki. Sesampainya di area monumen kamu akan melihat
Kapal besar bewarna hijau dan hitam berdiri gagah dengan bendera merah putih
yang berkibar di sampingnya. Selama didalam kapal, kamu akan merasakan sensasi
yang jauh berbeda, rasa kagum dan bersyukur akan kamu rasakan.
Televisi yang berada di ruang komunikasi - Monkasel |
Didalam Kapal
Selam ini terdiri dari 7 ruangan. Yang pertama adalah Ruang Torpedo, diruang
ini kamu akan melihat 4 tabung besar. Kedua , kamu akan memasuki ruang Komandan,
Ruang Makan, dan Ruang Kerja, di ruang ini kamu akan melihat ruangan kecil yang
digunakan para pahlawan kita sehari-harinya, sangat terbatas namun harus
dimaksimalkan penggunaanya. Ruang ketiga adalah ruang pusat komando dan
komunikasi, diruang ini kamu akan melihat televisi yang sangat classic dan cerobong untuk melihat
keadaan di atas, dan tentu saja jika kamu coba mengintip dari cerobong bukan
laut yang akan kamu lihat tetapi lambang salah satu makan cepat saji yang
berada di samping Monkasel.
Tempat tidur awak kapal selam - Monkasel |
Wastafel yang berada di dalam kamar mandi - Monkasel |
Keempat adalah ruang awak kapal, kamar mandi serta
dapur, matras tidur yang menggantung berbaris memenuhi sisi kanan dan kiri
ruang kapal,serta kamar mandi yang hanya ada wastafel saja didalamnya. Ruangan
kelima dan keenam yaitu ruang mesin dan kendali, diruang ini kita dapat bergaya
bak nahkoda didasar lautan dan yang terakhir adalah ruang torpedo yang berisi
dua tabung besar yang dulunya berisi amunisi.
Mesin kendali Setir kapal selam - Monkasel |
Nah, untuk yang suka nonton, coba
deh nonton film dokumenter tentang sejarah dan kapal selam yang diputar setiap
4 jam sekali. Sambil menunggu filmnya diputar kamu bisa duduk-duduk sambil
makan dan minum dan menikmati keindahan kota Surabaya di jembatan Kali Mas yang
letaknya bersampingan dengan Monumen ini.
Berwisata dengan cara yang
sederhana ini bisa kamu coba juga dari
monumen atau museum dari kota kamu. Tinggal siapkan kamera dan pakaian
yang nyaman dan sopan kamu merasakan seperti berada di dimensi yang berbeda.
Bukan hanya itu, pengetahuan kamu akan sejarah Indonesia akan bertambah dan
kecintaan kita terhadap tanah air semakin meningkat lewat rasa syukur. Jadi,
untuk kamu yang tiap akhir pekannya ke mall,
coba deh jalan-jalan dengan sensasi yang berbeda dan yang pasti murah karena
masuk museum atau monumen itu sangat terjangkau tapi pelajaran yang didapat
sungguh mahal dimata dunia. Mari ke Museum! J
-Putri Sari Soraya-