Benteng Malborough, Bengkulu - Indonesia |
Apakah ada yang tahu, emas yang
berada di tugu Monas - Jakarta itu berasal dari daerah mana? Jawabannya adalah
Bengkulu. Yaa, Provinsi Bengkulu bukan hanya terkenal dengan bunga fenomenal Rafflesianya
saja, tetapi daerah ini juga dulunya
penghasil emas terbesar di Indonesia. Bengkulu juga pernah menjadi daerah
perebutan kolonial antara Inggris dan Belanda karena Bengkulu menghasilkan emas
yang begitu menggiurkan para kaum kapitalis. Bengkulu pun akhirnya berpindah
tangan menjadi daerah kekuasaan Belanda setelah adanya perjanjian antara
Inggris dan Belanda dengan menukar Bengkulu dengan Singapura. Daerah Napal
Putih, itulah daerah penyumbang emas yang ada di tugu Monas sekaligus daerah
utama penghasil emas di Bengkulu. Daerah tersebut terletak di bagian utara
provinsi Bengkulu atau sekitar 4 jam dari kota Bengkulu.
Kini, Penghasilan utama provinsi
Bengkulu hanyalah berasal dari perkebunan, dari perkebunan kelapa sawit, karet
dan kopi. Mengapa demikian? Kemana emas yang sempat menjadi primadona penjajah?
Kemana emas yang menjadi lambang Ibukota Jakarta? Emas yang berada di Bengkulu
khususnya di daerah Napal Putih kini tidak menghasilkan lagi, telah habis
dikeruk oleh para penjajah asing dan penjajah dari negeri sendiri, apalagi sampai
saat ini belum ada lagi explorasi kembali dari pemerintah. Ironis, Bengkulu
seolah-olah terlupakan oleh pemerintah karena tidak lagi menguntungkan, seperti
pribahasa habis manis sepah dibuang.
Bengkulu seperti provinsi yang
terlupakan dan kurang tersentuh dari pemerintah pusat. Masih banyak kecamatan
yang tertinggal. Bahkan Napal Putih daerah yang dulunya menjadi tulang
punggung, kini kondisinya memprihatinkan. Jembatan penghubung antar desa
terputus karena adanya longsor, hanya ada bongkahan batang kayu panjangan yang
melintang yang digunakan sebagai jembatan darurat. Padahal jembatan ini dibuat
oleh Belanda sebagai akses utama pertambangan dan kota. Jembatan ini ambrol karena baut dan mur habis dicuri
oleh tangan-tangan jahil warga sekitar yang terdesak ekonomi.
Daerah ini masih berpotensi tapi
kurang dieksplor dan sentuhan dari pemerintah. Sewaktu saya mengunjungi daerah
tersebut, ada warga sekitar namanya Pak Lilit yang bercerita bahwa sebenarnya sudah ada pihak asing yang ingin
eksplorasi titik-titik baru penambangan emas, pihak pemerintah setempat pun
memperbolehkan asalkan pihak asing tersebut mau untuk memperbaiki dan membangun
kembali jembatan yang ambrol, tetapi
pihak asing tersebut tidak setuju dan akhirnya mundur. Mengapa bukan anak
bangsa saja yang mengeksplor emas kembali? Pihak asing saja tertarik untuk
mencari titik-titik baru, mengapa kita sebagai anak bangsa tidak tertarik?
Terima Kasih Bengkulu atas sumbangsih
emasmu kepada negeri Indonesia tercinta ini, semoga daerahmu segera menjadi
“Emas” kembali seperti dahulu kala.
-Putri Sari Soraya-
kekayaan alam beserta sejarah yang ada di negeri kita harusnya dipelihara pemerintah dan dijaga sepenuhnya oleh bangsa sebagai bentuk rasa cinta tanah air. pola pikir ini yang harus diciptakan dan dikembangkan oleh kita generasi muda. setuju ?
BalasHapusSetuju banget mas broo, rasa cinta tanah air sudah seharusnya melekat dan mendarah daging didarah kaum muda, jangan hilang hanya karena ada influence dari negara lainnya.
Hapus